![]() |
Cerahnya semburat cahaya mentari pagi ini seperti cerahnya
hatiku untuk kembali melukiskan hadirmu dalam catatan kecilku. Dan cerita
cintaku kepadamu kulanjutkan lagi.
Cinta... kau itu sungguh tidak benar-benar hilang. Ada saja
alasan untuk mengingat pesona senyum manismu saat pertama kita bertemu. Awalnya
ku kira kau adalah wanita biasa. Namun, setelah dikenal, kau adalah bidadari
yang seakan tak memiliki celah sedikitpun.
Dimana kau hadir, dan siapapun yang bertemu denganmu, pasti
akan merasakan pancaran pesona indah dari jiwamu yang suci itu.
Aku tidak habis pikir, mengapa kau tidak mencintai? (pernyataan
yang waktu itu pernah kau katakan padaku) atau mungkin aku saja yang buta mengenai
kapan, siapa, dan dimana kau mencintai.
Saat ini aku merenung, mungkinkah aku ini akan disambut oleh
orang yang sepertimu, cinta?
Cinta... andai kau membaca tulisan ini, mungkinkah kau akan
mengatakan “iya”?
Tapi, nyatanya, saat dirimu melihatku tidak sama halnya seperti
aku melihatmu dengan penuh kasih sayang. Hm,... Baiklah tidak apa-apa.
Dirimu yang indah mempesona itu akan selalu ku hadirkan
dalam setiap goresan pena kecilku sampai kapanpun. Ku harap, suatu hari nanti,
semoga angin dan cahaya mentari yang cerah seperti pagi ini akan menyampaikannya,
sehingga tulisan ini dapat kau baca.
Salam hangat dariku kepadamu....!
Comments
Post a Comment