Skip to main content

Kisah Cinta Layla Majnun


 
Qais melalui sebuah kota. Tanpa disangka-sangka dia mengucup tembok kota tersebut. Orang lain yang melihat terkejut. Orang-orang menanyakan terhadap apa yang ia lakukan.
Jawab Qais:
 ‘Bukanlah tembok kota yang aku kucup
Tetapi cinta hatiku yang tinggal hidup.’

Dalam kesempatan yang lain, Laila berada di hadapan Qais. Akan tetapi Qais tidak memandang Laila. Malahan ralit menatap rembulan. Sekali lagi orang mempersoal.
Jawab Qais:
‘Apa perlunya aku menatap Laila
Cukuplah menatap bulan yang sama ditatap Laila.’
Begitulah cinta, sebuah rasa yang tak dapat didefinisikan.  Lantas bagaimana sebenarnya kisah cinta Laila Majnun yang sebenarnya ? 

Menurut riwayat Syeikh Nizami (1141-1209), kisah ini begitu masyhur dalam kebudayaan Arab. Suatu cerita epic yang sering dibaca berulang-ulang. Seperti bandingannya dengan era sekarang, yaitu Romeo & Juliet.

“Majnun” berasal dari kata bahasa arab yang bermakna “orang gila”
Dalam kisah ini ia merujuk kepada Qays bin Al-Mulawwah. Seorang anak kepada ketua kabilah Amir iaitu Syed Omri. Dia dianggap gila akibat mabuk cinta kepada seorang gadis bernama Laila Al-Amiriyah, bunga pilihan kabilah Qathibiyah. Percintaan mereka berlangsung di zaman Daulah Umaiyah.

Perasaan antara mereka bertunas ketika mereka belasan tahun. Laila dan Qais belajar di madrasah yang sama. Kesantunan dan kecantikan Laila mencuri hati Qais. cinta yang muncul bagaikan benih yang tumbuh subur. perihal tentang hubungan mereka ini kemudian diketahui orang banyak. Hingga  sampai ke telinga ibu ayah Laila. Lantas hubungan mereka diputuskan. Hal menjadi lebih buruk bila desas-desus mengatakan Qais telah menjadi gila.

Ayah Qais menghantar rombongan meminang Laila, tetapi ditolak. Alasannya: Qais orang gila. Bagi bani Qathibiyah, ia akan menjadi malapetaka. Bukankah di dunia ini adat lebih berharga daripada jiwa manusia?

Kerinduan yang mendalam memaksanya sanggup menghinakan diri. Keluarga Laila menghalang mereka dari bertemu. Jika wajah Qais dikenali pasti dia dihalau. Maka Qais menyamar dengan memakai pakaian pengemis. Penampilannya kini tampak bodoh. Sepanjang perjalanan ke rumah Laila, budak-budak nakal membaling batu kepadanya. Apa yang Qais lakukan hanyalah bersabar sambil melantun puisi merindui Laila.

Duhai, betapa besar bahaya 
Yang menghalang agar
Dapat berjumpa denganmu
Kukorbankan semua yang aku miliki
Kuubah diriku,
Hingga engkau pun tidak mengenaliku
Ku hayunkan langkah dengan titis air mata
Duhai Laila, 
Tak mampu ku tahan aurmata yang menitis
Kasihanilah kelemahanku
Kerana begitu berat penderitaanku

Mendengar syair ini, Laila segera keluar rumah. Melihat pengemis di hadapannya, dia hampir tidak mengenali Qais. Tapi saat memperhatikan air mata yang menitis, sedarlah Laila, bahawa lelaki yang berdiri di hadapannya adalas Qais.
Layla berkata “Duhai kekasih hatiku, betapa sedihnya masa mudamu, apa sesungguhnya yang telah menimpamu? Mengapa engkau tidak berkasut dan menyamar sebagai pengemis? Mengapa engkau menangis?” Tanya Laila.
“Seandainya bukan kerana engkau, tak sudi aku mengemis, berjalan tidak berkasut dari pintu ke pintu. Engkau berkata padaku, betapa kasihan masa mudaku. Apakah engkau tidak tahu, aku menangis bukan kerana menderita, melainkan kerana dirimu? Dalam hidup ini aku hanya menginginkan kebaikanmu. Jika seandainya kehidupanku dapat memuliakan dirimi, maka aku rela menyerahkan nyawaku,” kata Qais.

Pada suatu waktu, seorang lelaki melaungkan nama Laila. Mendengarkan ini, Qais tiba-tiba jatuh pingsan.
Setelas Qais sedar, dia lalu melantunkan syair ini:
Seseorang memanggil-manggil namamu 
Saat kami berada di lereng bukit Mina
Mendengar namamu
Bergoncanglah hatiku kerana sedih
Duhai lelaki itu tidak mengetahui
Betapa suci namamu
Mengapakah dia memanggil
Nama Laila dengan seenaknya
Apakah dia tidak tahu
Dengan menyebut namamu
Bererti dia menerbangkan seekor burung yang
Telah bersarang di hatiku

Seorang raja arab kemudian mendengar cerita tentang hubungan Laila dan Qais. Raja yang memiliki kehebatan dan kefasihan lidah dalam berbicara, merasa terhina. Dengan marah, dia memutuskan pergi ke gurun. Dia memerintahkan agar Majnun dibawa ke hadapannya. Setelah melihat wajah Majnun, dia mulai menyalahkan dan bertanya cacat apa yang dia temukan pada jiwa manusia, sehingga dia bersifat seperti binantang dan meninggalkan kumpulan manusia.
Majnun menjawab, “Beberapa orang menyalahkan aku karena mencintai Laila. Jika mereka melihatnya suatu hari nanti, maka mereka akan memahami keadaanku?”
Raja lalu ingin bertemu dengan Laila, yang kecantikannya mendorong Qais untuk melakukan kekacauan. Seketika dia menyuruh pasukannya untuk mencari Laila. Mereka mengunjungi beverapa perkampungan Arab, sampai akhirnya menemukan Laila. Pasukannya menyampaikan perintah raja, lalu Laila dibawa menuju balairung istana. Raja memperhatikan pakaian luar Laila selama beberapa saat. Gadis ini tampak menyedihkan, bahkan wanita simpanannya yang paling sederhana pun mampu mengalahkan kecantikan Laila.
Majnun faham dengan apa yang difikirkan raja lalu berkata,
“Sebaiknya Tuan melihat kecantikan Laila dari kacamata Majnun, sehingga rahsia daya tarikannya akan mampu Tuan ketahui.”
Akan tidak berguna
Membicarakan lebah kepada seseorang
Yang selama hidupnya
Belum pernah merasakan sengatan.

Qais kemudian mengasingkan diri ke gurun sahara dan hutan belantara. Menyisihkan diri berbekal hati yang lara. Syed Omar berkali-kali mencoba membujuk Qais dengan menawarkan gadis lain yang lebih baik. Segalanya telah terlambat. Hati Qais sudah menjadi milik Laila. Sedangkan sahabat Qais sendiri, Naufal berusaha mendapatkan Laila dengan jalan peperangan tetap tidak berjaya. Kesedihan Qais tidak terbendung lagi.
Laila dipaksa menikah dengan Ibnu Salam, seorang bangsawan pilihan keluarga Laila. Meskipun jasad Laila milik Ibnu Salam, tetapi hati Laila masih milik Majnun. Kekecewaan yang membarah dalam hati Laila semakin parah. Hari hari yang dilalui tidak lagi berarti. Laila akhirnya meninggal dunia akibat patah hati.
Kabar kepergian Laila ke alam abadi akhirnya sampai ke telinga Qais. Dia berteriak menuju ke kubur Laila. Tangisnya makin mejadi-jadi. Dalam kesedihannya ia berdoa semoga Allah menarik nyawanya, agar ia dapat bertemu Laila di akhirat. Doanya diperkenan. Tidak lama kemudian, Qais jatuh sakit. Dia menyusul Laila meninggalkan dunia yang sementara ini.

Demikianlah pengakhiran hikayat Laila Majnun.Beberapa peristiwa terekam, menggambarkan betapa dalam cinta Qais kepada Laila.
Babak-babak di dalam Hikayat Laila Majnun bukanlah mengajak kita berbuat maksiat. Bahkan sebenarnya cerita ini mengandung pesan agar kita berbuat taat dan bertauhid melalui cinta.
Hakikatnya, Laila Majnun bukanlah sekadar hikayat usang. Hikayat ini  adalah suatu yang hidup. Bernafas dalam kehidupan kita. Kita tidak mengambil keputusan untuk mencintai. Ia akan datang sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Mencapai Keinginan Yang Immpossible

(Photo by Nguyen Nguyen from Pexels) Semua orang pasti memiliki   hasrat untuk mencapai keinginannya dalam hidup ini. Dan sifat dasar seorang manusia itu adalah ingin mendapatkan apa yang tidak dia miliki. Namun, hukum dan aturan yang berlaku dalam dunia nyata adalah “tidak semua yang kamu inginkan dapat kamu raih”. Lantas bagaimana caranya?   Sekarang saya tanya kepada kamu ! Jika seandainya tuhan memberikan kesempatan untuk hidup dua kali, maukah kamu meraih apa yang kamu tidak raih dimasa lalu ? jika iya, lantas mengapa menyerah terhadap keinginan yang   kamu capai sekarang? Bukankah keinginan kamu yang dulu sama dengan keinginan yang sekarang ? bukankah tantangan untuk meraih hal itu sama dengan tantangan yang akan kamu hadapi sekarang? Jadi, begini sobat! Inti permasalahannya adalah terletak dari cara pandang kamu terhadap proses untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Anak muda yang termasuk generasi   Milenial itu cenderung   mengharapkan hasil yang

Kekasih Hayalan #1

Aku Mencari tatapan matamu yg sekilas lewat. Aku mencari senyummu yang baru saja menghilang. Aku merindu gelagat gembiramu saat bertanya tentang puisiku. Kau tersentuh, Kau tersenyum, dan kemudian pergi menghilang entah ke sudut bumi mana. Menghapuskan jejak, Meninggalkan sejuta tanya yang tak mungkin terjawab. Lalu tiba-tiba kau datang dihadapanku dengan wajah manis berbinar, cantik jelita, bercahaya redup bak rembulan.  Menatap teduh ke arahku. Belum sempat aku bertanya "Kau Siapa?" Tiba-tiba kita terpisah oleh kabut halus yg mengaburkan pandangan. setiap suara terdengar sayup-sayup, lalu senyap. Kita berpisah lagi.. h'm... Sungguh Andai kau boleh di kirimi surat Aku akan berkabar menanyakan perihal dirimu. Kapan kita bertemu lagi?

Seperti Apa Jatuh Cinta Lalu Bertepuk Sebelah Tangan?

K etika jatuh cinta dengan seseorang, sejenak akan terasa bahwa dialah yang terbaik. Dari bentuk wajahnya, penampilan, cara berpikir, hingga caranya bertutur kata. Kemudian kamu akan memujanya hingga buta terhadap segala kekurangannya . Disaat itulah kamu akan menganggap bahwa betapa bahagianya ketika bisa memilikinya. Kehadirannya jadi begitu penting dalam hidupmu. keberadaannya di sampingmu   menjadikan hidupmu terasa begitu   sempurna. Namun, perlu diketahui bahwa rasa cinta yang sesungguhnya bukan semata-mata hasrat ingin memiliki. Hingga bisa membuatmu berubah menjadi egois, minta diperhatikan, hingga menuntut untuk selalu dimengerti. Jatuh cinta seperti itu berarti menjadikan kekasihmu sebagai budak yang wajib membahagiakanmu,  Banyak yang beranggapan bahwa jatuh cinta jauh lebih mudah dan lebih sederhana daripada mencintai seseorang. Dia yang sukses membuatmu jatuh cinta terus berputar-putar di kepalamu. Tidak sedetik pun kamu lewatkan tanpa mengingat kenangan-ke